Kamis, 19 Maret 2009

Cara Yang Benar Dalam Beternak Angsa Petelur Didalam Kandang

Bebek/itik termasuk salah satu jenis unggas air/waterflow, sehingga secara naluriah bebek/itik lebih suka berada didaerah yang berair dan erat dengan sumber air.

Dulu, banyak peternak angsa yang menerapkan sistem angon alasannya yaitu peternak hampir tidak perlu menyediakan pakan untuk bebek-bebek peliharaannya, cukup menggiring itik/bebek untuk di angon ketempat-tempat yang mempunyai sumber pakan alami ibarat area persawahan yang gres dipanen.

Namun untuk kini ini dengan diterapkannya sistem intensifikasi pertanian, maka tempat penggembalaan/angon angsa tidak lagi kondusif bagi itik akhir dari tercemarnya sawah oleh pestisida.

Berkurangnya lahan angon angsa akhir semakin sedikitnya area persawahan alasannya yaitu sudah banyak dibangun menjadi pabrik dan pemukiman penduduk, maka sistem angon mulai ditinggalkan oleh peternak bebek/itik.

Sistem angon kemudian digantikan dengan sistem sangkar dimana angsa ditempatkan dalam sebuah sangkar yang dilengkapi dengan semua kebutuhannya, sehingga bebek-bebek yang dipelihara sanggup tumbuh dan berproduksi dengan baik tanpa harus diangon.

Sejak awal tahun 90an sistem sangkar terkurung mengalami perkembangan dengan ditemukannya sistem ternak angsa tanpa air yang mengadopsi contoh pemeliharaan ayam petelur dimana bebek/itik hanya disediakan air minum saja tanpa disediakan tempat untuk bermain atau mandi.

Sistem ternak angsa tanpa air dikenal dengan sebutan "sistem kering" untuk membedakannya dengan ternak angsa "sistem basah" yang masih menyediakan air/kolam untuk mandi bebek.

Sistem kering mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya:
• Berkurangnya wangi dari sangkar yang menyengat.
• Produksi telur menjadi lebih banyak.
• Menghemat penggunaan lahan.

Pemeliharaan bebek/itik petelur terbagi dalam tiga fase untuk melihat sistem mana yang lebih baik digunakan.

• Fase starter (usia 0 - 1 bulan)
• Fase grower (1 bulan - 6 bulan)
• Fase layer/produksi (6 bulan - afkir)

Ternak angsa petelur dengan istem kering lebih elok diterapkan untuk fase starter dengan alasan anakan angsa pada fase tersebut terutama pada usia 1-5 hari belum bisa mengatur suhu tubuhnya, padahal itik merupakan binatang homothermal yang harus mempertahankan suhu tubuhnya biar tetap stabil, alasannya yaitu jikalau hingga terjadi kegagalan dalam mempertahankan suhu tubuhnya maka keunggulan genetik itik/bebek tidak akan muncul dan sanggup berakibat timbulnya banyak sekali macam penyakit ibarat lumpuh atau bahkan mengalami kematian.

Sedangkan untuk fase grower lebih elok memakai sistem berair alasannya yaitu pada fase tersebut bebek/itik sudah bisa mengontrol suhu tubuhnya dan membutuhkan mandi untuk perkembangan dan kesehatan bulu-bulunya.

Bebek/itik peliharaan yang tidak mendapat susukan mandi ketika fase grower akan mengalami pertumbuhan bulu yang tebal dengan badan yang gemuk alasannya yaitu kurang beraktivitas. Tidak adanya susukan air untuk mandi juga akan mendorong timbulnya kanibalisme sesama itik akhir sisa pakan yang melekat pada bulu-bulu bebek/itik.

Bulu angsa yang tidak mendapat cukup air untuk mandi juga akan menjadi kusam dan tidak rapi alasannya yaitu angsa tidak pernah menyisir bulu-bulunya sehabis mandi. Biasanya sehabis mandi, angsa akan menggigit kelenjar minyak yang terletak pada pangkal ekor/brutu biar mengeluarkan minyak untuk melapisi bulu-bulunya sehingga menjadi mengkilap/kalis.

Pada fase layer/produksi, jikalau tujuan pemeliharaan angsa petelur yaitu untuk menghasilkan telur konsumsi, sebaiknya memakai sistem kering alasannya yaitu hampir semua pakan yang diberikan akan dicerna dan di olah menjadi telur. Tapi jikalau tujuan pemeliharaan angsa petelur yaitu untuk menghasilkan telur tetasan, sebaiknya memakai sistem basah.

Menurut sebuah penelitian, bahwa bebek/itik yang dipelihara dengan sistem berair cenderung akan menghasilkan telur dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan telur dari angsa yang dipelihara dengan sistem kering. Hal itu sanggup dilihat dari bobot telur, bobot kuning telur, tebal kerabang, warna kuning telur dan specifik gravitity (berat jenis).

Meskipun hal itu juga dipengaruhi oleh contoh pakan yang diberikan, namun secara umum kita sanggup menyimmpulkan bahwa telur dengan sistem pemeliharaan berair lebih baik untuk ditetaskan.

Sistem berair juga memperbesar intensitas itik untuk kawin/pembuahan alasannya yaitu intinya itik lebih suka melaksanakan acara kawin dengan adanya susukan air.

Kemudian pada ketika isu terkini hujan, itik yang terbiasa mendapat susukan air untuk mandi lebih tahan terhadap datangnya isu terkini penghujan dibandingkan dengan itik yang dipelihara dengan sistem kering. Produksi telurnya juga tidak mengalami penurunan yang drastis.

Pengamatan pada angsa yang mempunyai susukan mandi/terdapat bak didalam kandanganya juga menyimpulkan bahwa ketika hujan tiba itik akan berteduh dan tidak terlalu bahagia dengan air hujan bila telah menginjak fase layer/produksi.

Sistem berair juga menghindarkan angsa dari efek panas yang berlebihan (heat stres) ketika isu terkini kemarau alasannya yaitu adanya bak yang sanggup dipakai angsa untuk menurunkan suhu tubuhnya.

Heat stres/ganguan suhu badan yang berlebihan dari suhu normal umumnya menyerang itik remaja yang telah mempunyai bulu lengkap, alasannya yaitu angsa akan kesulitan untuk membuang panas tubuhnya bila tidak ada bak untuk mandi.

Bebek/itik yang mengalami heat stres akan lebih sering membuka paruhnya dan lebih sering minum sehingga konsumsi pakan akan berkurang yang berujung pada penurunan produksi telur, atau jikalau heat stres terlalu tinggi maka bisa berujung pada kematian.

Sistem berair juga menciptakan bebek/itik merasa nyaman sehingga lebih tahan terhadap stres dibandingkan dengan bebek/itik yang dipelihara dengan sistem kering.

Jadi, jikalau dibandingkan lebih elok mana antara pemeliharaan angsa dengan sistem kering dan dengan sistem basah, maka jawabannya tentu lebih baik sistem berair alasannya yaitu angsa sanggup hidup ibarat kodratnya yang lebih suka beraktivitas di air.

Dari paparan diatas, semua sistem pemeliharaan baik sistem kering maupun sistem berair mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, tinggal bagaimana situasi dan kondisi lingkungan sangkar angsa berada, apakah lebih memungkinkan memakai sistem berair atau sistem kering.

Baca juga:

Panduan lengkap beternak kelinci pedaging

Panduan lengkap beternak Ayam Joper

Cara terbaik biar sukses dalam budidaya ikan bawal

Demikian gosip perihal "Cara yang benar dalam beternak angsa petelur didalam kandang". Untuk gosip lain seputar ternak bebek/itik, sanggup dibaca pada artikel suara burung kicau yang lain.

Kunjungi Juga Artikel Ini : Cara mudah Beternak burung kenari
: Tips Panduan Merawat Burung Perkutut

Ternak Bebek Sistem Kering

Tidak ada komentar:

Posting Komentar